Senin, 19 September 2016

Belerang atau Sulfur



Proses Pembentukan Belerang

Sumber daya alam adalah semua potensi alam, baik berupa benda mati maupun makhluk hidup dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah satu contoh sumber daya alam adalah barang tambang. Barang tambang adalah sumber daya alam yang berasal dari dalam perut bumi dan bersifat tidak dapat diperbarui. Dalam blog ini akan membahas salah satu barang tambang yaitu Belerang.

Belerang dapat diperoleh secara langsung di kawah gunung atau dari deposit belerang di bawah tanah. Belerang juga dapat dipisahkan dari hidrokarbon (gas alam) yang mengandung H2S dalam kadar tinggi. Sebagai contoh, di Kanada terdapat sumber gas alam yang mengandung H2S 30%. Belerang dari gas alam diperoleh dengan cara mereaksikan gas H2S tersebut dengan gas SO2 yang diperoleh dari pembakaran belerang di udara.
S(g) + O2(g) → SO2(g)
2H2S(g) + SO2(g) → 3S(s) + 2H2O(l)
Pengambilan belerang dari deposit belerang dalam perut bumi, yaitu dengan memompakan air super panas bertekanan tinggi (pada kondisi tekanan tinggi ini, air dibuat bersuhu sekitar 147oC) sehingga belerang meleleh (titik leleh belerang 120oC). Adanya tekanan tinggi mengakibatkan lelehan belerang keluar melalui pori-pori tanah dan membeku di permukaan tanah.




Potensi dan Persebaran Belerang di Indonesia

Peta Persebaran Belerang Di Indonesia


Belerang menjadi salah satu sumber daya mineral Indonesia yang sangat melimpah. Belerang terbentuk akibat dari aktivitas vulkanisme, sehingga banyak dijumpai di setiap gunung berapi yang masih aktif, dan kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif. Sudah dapat membayangkan melimpahnya belerang di Indonesia ? Kalau belum mari disimak.
Menurut Sumarti (2010), sampai saat ini baru diketahui 6 provinsi di Indonesia yang menyimpan tambang belerang, yaitu :
  1. Jawa barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri, Galunggung, Ceremai, Telaga bodas
  2. Jawa tengah : Gunung Dieng
  3. Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Ijen.
  4. Sumatera utara : Gunung Namora
  5. Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan, dan Gunung Sorek Merapi
  6. Maluku : Pulau Damar
Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri bahan warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi dan lain-lain.
Kawah ijen merupakan penghasil belerang utama di Indonesia dibandingkan dengan wilayah lain (Sumarti, 2010). Menurut pengelola Taman Nasional Alas Purwo, dimana Taman Nasional tersebut membawahi antara lain kawasan Kawah Ijen, menyebutkan bahwa sedikitnya 14 ton belerang ditambang tiap harinya. Sementara itu berdasarkan analisa BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan bahwa nilai tersebut hanya sekitar 20% dari potensi yang sesungguhnya disediakan oleh alam. Sudah bisa membayangkan ? Jika masih kurang, masih ada satu fakta lagi tentang potensi belerang. Menurut Kelompok Program Teknologi Informasi Pertambangan (2005), apabila pengolahan belerang dilakukan dengan cara sublimasi, maka belerang merupakan bahan tambang yang TIDAK TERBATAS.

Eksplorasi dan Eksplanasi



Sifat Bahan Galian:

Belerang atau S ditemukan di alam dalam dua bentuk, sebagai belerang alam dan bersenyawa dengan logam-logam lain. Sebagai belerang alam ditemukan dalam bentuk kristalbelerang ( hamper murni ), dan dalam bentuk lumpur ( 40-60% ). Belerang Kristal berwarna kuning agak gelap karena adanya impurities, goresan putih, mengkilat, rasa batu ambar, belahan berbentuk konkoidal dan tidak rata, kekerasan 1,5-2,5, B.d 2,05 kalau dibakar berwarna biru dan menghasilkan gas SO2 juga berbau tidak enak.

Belerang alam biasanya ditemukan pada gunung-gunung berapi atau sumber air panas. Semua cebakan belerang yang ditemukan di Indonesia, proses terjadinya mempunyai hubungan erat dengan aktivitas gunung api. Cebakan belerang ini terbentuk oleh kegiatan-kegiatan solfatar, fumalora atau sebagai akibat dari gas-gas dan larutan-larutan yang mengandung belerang yang keluar dari dalam bumi. Cebakan belerang yang beraasal dari gunung api seperti kerak belerang, aliran belerang, belerang sedimenter dan cebakan hydrothenmal metasomatik.

Belerang dalam senyawa dengan logam-logam yaitu Pyrite, Chalcopyrite, Galena dan lain-lain. Pada Negara yang tidak mempunyai belerang alam bentuk ini pun dapat dipakai untuk keperluan tertentu.

Penyelidikan/ Penambangan:

Penyelidikan terhadap deposit belerang yang dapat dilakukan adalah penyelidikan geologi daerah belerang, pengeboran dan sumur eksplorasi, kemudian contoh-contoh diperiksa di laboratorium secara analisa kimia untuk menentukan kadar belerang dan diadakan mikroskopi bijih.

senambangan deposit belerang dapat dilakukan dengan cara open pit mining ( tambang terbuka ), dimana penggalian/pengambilan deposit belerang dengan shovel, kemudian diangkut dengan truck ke tempat pengolahan. Bila deposit belerang kecil maka penambangannya dapat dilakukan dengan cangkul, atau alat-alat lain.

Penambangan deposit belerang yang mempunyai overburden tebal

Cara yang dapat dilakakuan untuk jumlah belerang yang besar bias menggunakan Bor yang berlapis-lapis kemudian maasukan air panas (335°F) ke jalan deposit belerang, kemudian larutan belerang dipompakan keluar.

Pencucian/Pengolahan:

Pengolahannya tergantung pada bahan penyusunnya.

Belerang alam yang berbentuk lupur diflotasi dulu sebelum dimasukan dalam dapur. Belerang alan berbentuk Kristal dapat langsung dimasukan dalam dapur. Pemisahan dalam dapur dapat terjadi karena belerang mempunyai titk lebur yang lebih rendah dibandingkan dengan impuristiesnya. Belerang yang berasal dari persenyawaan logam-logam, dipanggang dahulu untuk mendapatkan gas SO2.

Penggunaan:

Belerang digunakan untuk membuat asam belerang (asam sulfat – H2SO4 ) yang perlu dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak, bahan-bahan kimia berat, membuat ter, batubara dan hasil batubara lain, untuk mengasami basi baja dan lain-lain keperluan metalurgi. Untuk membuat cat, bahan peledak, rayon film cellulose, ebonite ( campuran dengan karet ), tekstil, cairan sulfide, CS2 ( carbon sulfide ) industry karet, debu-debu anti serangga, membunuh hama tanaman, racun tanaman yang mengganngu tanaman, pengawet kayu, pabrik kertas dan korek api, barang kesenian, gas racun pada peperangan, untuk proses sulfitasi dalam pabrik gula dan kinine, industry kimia dan lain-lain pemakaian yang kecil-kecil.

No
Tempat
Keadaan Endapan
Cadangan ton
Diselidiki Oleh/ Literatur
Sumatera Utara
1.
Gn. Sorik merapi Tapanuli
Sedimenter
220.000
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
2.
Gn. Sorik merapi Tapanuli
Sublimasi
13.000
..
3.
Namora L Langit
Lumpur
69.188
Dit. Geol .
4.
Sibaggon
Solfatar
13.000
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
Jawa Barat
1.
Gn. Tangkuban perahu/Prijangan
Kerak
342.500
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
2.
Gn. Putri/Prijangan
Lumpur
121.000
..
3.
Gn. Galunggung
Impregnasi
-
Dit. Geol.
4.
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
5.
Kawah Putih/Patuka Complex
Lumpur
153.983
-
6.
Telaga Bodas
Lumpur
918.278
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
7.
Gn. Malang
..
9.675
Kerjasama Team Geologi Indonesia dan Export U.S.S.R. 1962/1963.
8.
Kawah Saat
..
709
..
9.
Kawah Mas/ Gn. Papandayan
Kerak
1.600
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
10.
Gn. Ceramai/Cirebon
Kerak
10.000
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1925
Jawa Tengah
1.
Gn. Telaga Terus
Lumpur
52.736
Kerjasama Team Geologi Indonesia dan Export U.S.S.R. 1962/1963.
Jawa Timur
1.
Gn. Arjuna
Sublimasi
500
Verslagen & Mededeelingen
No. 17; 1932
Gn. Welirang
..
-
..
No. 1; 1917
3.
Crater Idien
Sedimenter
36.000
Kemmerling
4.
Gn. Dieng
Lumpur
250.000
Honbolt

 

Pemanfaatan Belerang

  1. Penggunaan asam sulfat sangat luas. Hampir semua produk bahan kimia memerlukan asam sulfat sebagai bahan bantu dalam prosesnya,misalnya proses penyulingan minyak bumi, proses pembuatan plastik sintetis, proses pengolahan dan pengecoran logam, bahan pembuat cat, pembuatan pupuk, penyamakan kulit, serta proses pembuatan tekstil.
  2. Belerang dapat mengikat molekul-molekul karet yang panjang sehingga tidak selip melalui proses vulkanisir. Karet menajdi lebih keras, kuat dan mudah dicetak, tetapi tetap elastis. Karet vulkanisir digunakan pada ban mobil, truk dan pesawat terbang; bumper karet mobil; penghapus pensil; dan sarung tangan lateks.
  3. Belerang bersama KNO3, karbon digunakan dalam pembuatan serbuk mesiu.


Reklamasi Tempat Penambangan 


Reklamasi adalah Kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukanya.reklamasi bertujuan meningkatkan ketaatan dari pemegang izin usaha pertambangan tahap eksploitasi/operasi produksi dalam melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang, sesuai dengan rencana yang disetujui oleh pejabat yang berwenang.
Sedangkan jaminan Reklamasi ialah dana yang disediakan oleh perusahaan pertambangan sebagai jaminan untuk melakukan reklamasi di bidang pertambangan umum.


Reklamasi Lahan Bekas Tambang Itu Bagaimana Sih?


 Sumber :
-Wardiyatmoko, K. 2014. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 

- http://www.kompasiana.com/mubagede/reklamasi-lahan-bekas-tambang-itu-bagaimana-sih_552aad30f17e612e2cd624a2



8 komentar: